Postingan

Barrett Jackson to auction JFK Hearse

Breaking Saab news: No more warranty coverage.

Who want's to play Steve McQueen?

Genuine Back to the Future DeLorean breaks the bank!

Saab files for bankruptcy protection. What's next?

Hot Rod of the day: 1940 Ford style

Pittsburgh Vintage Grand Prix raises $200,000 for charity

Petersen Museum co-founder, Margie Petersen 1936-2011

Hot Rod of the Day: 1934 Ford Pickup

Canadian big rigs racing.

The only Gremlin exported to Australia returns to the United States | Hemmings Blog: Classic and collectible cars and parts

Hot Rod of the Day!

Driven: 2012 VW Beetle Turbo

Tertawa bersama teman-teman dekat Anda terbukti dapat melepas zat kimia otak yang membuat orang merasa lebih baik, sekaligus meredakan sakit. Hasil riset terbaru peneliti Inggris tersebut mengindikasikan bahwa tertawa memicu dilepaskannya hormon endorfin, sama seperti jika Anda berolah raga atau melakukan aktivitas lain. �Baru sedikit riset yang dilakukan untuk meneliti mengapa kita tertawa dan apa peran yang dimainkannya dalam masyarakat,� kata Robin Dunbar, peneliti studi dari University of Oxford, Inggris. �Kami menduga efek ikatan dari dorongan endorfin yang dapat menjelaskan mengapa tertawa memainkan peran penting dalam kehidupan sosial kita.� Eksperimen ini dilakukan Dunbar dan timnya untuk membuktikan ide bahwa gelak tawa kita mungkin mengaktifkan endorfin otak. Gagasan itu sudah lama diperdebatkan tapi belum dapat dibuktikan. Zat kimia pereda nyeri itu terbentuk sebagai tanggapan atas kegiatan olah raga, kegembiraan, rasa nyeri, makanan pedas, cinta dan orgasme seksual. Selain memberikan dorongan semangat, endorfin juga meningkatkan kemampuan kita untuk mengabaikan rasa sakit. Para peneliti pun menggunakan manfaat pereda nyeri dari endorfin tersebut untuk mengetahui apakah tawa menyebabkan dilepaskannya endorfin. Untuk mengetahui ambang batas nyeri, para peneliti melakukan tes pemancing tawa dan kadar nyeri terhadap sejumlah relawan. Para partisipan dibagi menjadi kelompok dan individu karena tertawa dianggap sebagai aktivitas sosial, serta disodori beberapa film komedi. Tes menunjukkan bahwa kemampuan para partisipan untuk menahan rasa sakit melonjak setelah tertawa. Menonton film komedi bersama-sama dalam satu kelompok meningkatkan ambang batas terhadap nyeri hingga 10 persen. Partisipan yang dites sendirian hanya menunjukkan sedikit peningkatan daya tahan. �Ketika tertawa, ambang batas terhadap nyeri meningkat signifikan. Sementara ketika subyek menonton sesuatu yang tak mengundang tawa, ambang batas nyeri tidak berubah, bahkan lebih rendah,� katanya. �Hal ini dapat dijelaskan bahwa aksi endorfin dilepas oleh tawa.� Para peneliti yakin bahwa tertawa membuat orang menarik serangkaian napas dan menyebabkan kelelahan pada otot perut, yang akhirnya memicu dilepasnya endorfin. Lepasnya endorfin umumnya disebabkan oleh kegiatan fisik, seperti berolah raga.

Tertawa sama baiknya dengan Olahraga

Sebab Indonesia tidak menjadi negara maju

Sampai kapan atpm di Indonesia memeras konsumen dengan harga yang overprice

PERBEDAAN MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

SEJARAH HONDA CIVIC